WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Kamis, 26 Agustus 2010

Ibarat Keledai Terperosok dalam lobang yang sama ...

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala pujian hanya milik Allah SWT, shalawat tercurah buat sang idola Muhammad SAW

Ketahuilah ... saudaraku se Iman ...
Tidak ada satupun diantara kita yang punya keinginan berbuat kesalahan, dalam bahasa agamanya disebut dosa ..., 
Namun ...
Terkadang ...tanpa disadari atau karena sudah menjadi suatu kelumrahan, kita sering terjerambab ke dalam kubangan dosa, anehnya kita konsisten melakukan dosa tersebut, dalam artian kita sering melakukan dosa yang sama, kadar yang sama, dan kitapun sama-sama menyadari hal tersebut adalah dosa, tapi kita tetap melakukannya tanpa beban, ibarat keledai ... terperosok berulang kali dalam lobang yang sama ...

Disaat kita tersentak atas dosa-dosa yang kita lakukan, ada rasa penyesalan, penyesalan yang terkadang menyesak dalam dada, dunia terasa sempit, perasaan itu menghimpit seolah-olah kita pendosa yang paling besar dosanya dipermukaan bumi, 
tapi ...
disaat kita punya kesempatan berbuat dosa, penyesalan tinggal penyesalan, yang dosa kembali terulang, lalu kita menyesal kembali ... sampai kapan ???

Logikanya sederhana ...
Mungkin kita pernah memarahi seorang anak kecil yang sedang bermain bola dipekarangan rumah kita, kebetulan tanpa sengaja bola yang ditendangnya nyasar ke pot bunga hingga menyebabkan pot bunga pecah berserakan, tentunya hal ini menyebabkan kita kerugian ...

Hakikatnya kita mampu untuk memahami bahwa anak kecil tersebut secara tidak sengaja menendang bola ke arah pot bunga ...dan kitapun menyadari berapalah harga satu pot bunga ...tapi karena arogansi kita yang merasa dirugikan ... dan keyakinan kita bahwa kita berhak menuntut bela atas harta kita ...tanpa lagi memandang dari sudut pelaku bahwa pelaku adalah anak-anak yang tidak mengerti apa-apa ...serta menyepelekan alasan ketidaksengajaan anak tersebut ... lantas kita memaki-maki ...menghardik ...mengeluarka umpatan bahkan ancaman hingga menyebabkan anak tersebut menggigil ketakutan, pucat, bahkan menangis ....
Melihat reaksi tersebut sayup-sayup muncul kesadaran kita bahwa tidak pantas kita memarahi anak kecil tersebut ...hati kecil kita mulai menerima pecahnya pot bunga hanyalah ketidaksengajaan, jelas tidak tampak niat anak tersebut memecahkan pot bunga ... dan kitapun mulai sadar bahwa yang melakukan adalah anak kecil ...

Akhirnya ...
Dengan rasa kasih sayang kita rangkul anak yang ketakutan tersebut ...dengan ketulusan hati kita minta maaf ...itulah hakekat hati kita yang sebenarnya ...

Tapi ...
Satu hari kemudian ... atau satu minggu kemudian ... terjadi peristiwa yang sama, hanya pelakunya anak kecil yang lain, memecahkan pot bunga kita dengan tendangan bola yang juga nyasar ... apa yang kita lakukan ??? Kembali kepada apa yang kita lakukan pertama kali terhadap anak pertama yang melakukan kesalahan merusak pot bunga kita ...memaki ... menghardik ...mengumpat ...lalu menyesal kembali ... minta maaf ...ya ...seperti itulah kita ... seperti keledai terperosok dalam lubang yang sama, hanya waktunya saja yang berbeda ...

Sadarkah kita ...

Jika hal tersebut dibiarkan dan tetap bercokol dalam hati kita ... lambat laun akan menjadi karakter ... membentuk sebuah kebiasaan ( akhlak ) ... disaat menjadi sebuah akhlak maka kita tidak akan lagi punya rasa sesal, menyadari, dan minta maaf ..., perasaan sesak dalam dada akan terkikis seiring tidak akan ada lagi merasa diri pendosa yang paling besar ... Berselindung kita kepada Allah SWT dari hal yang demikian ...

Ambillah pelajaran duhai saudaraku se Iman ...
Ini hanya sekelumit untuk menyadarkan kita betapa kita begitu banyak berlumuran dengan dosa, dosa yang terkadang kita anggap sepele, disaat kita menyadari itu dosa baru hal yang kita anggap sepele menjadi besar ...

Sayangnya ...banyak diantara kita yang tidak menyadari dosa-dosa yang kita lakukan ...
Maka ... cobalah detik ini ...hari ini ...menggali nilai-nilai kesadaran kita ...agar kelak kita tidak menjadi orang yang menyesal ... disaat hari penyesalan itu tidak bermakna ...
Wassalamu'alaikum Warahmatulllaahi Wabarakaatuh
           

Rabu, 25 Agustus 2010

Benarkah kita berjuang untuk Dakwah ???

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahiwabarakaatuh !!!

Saudarakau se iman... kita mungkin merasa telah berjalan di jalan perjuangan dakwah yang melelahkan ... rasa kebanggaan mungkin bercokol dalam hati ... bangga menjadi aktivis dakwah ... pejuang agama Allah SWT ...terkadang rasa bangga itu telah mampu menyedot kelelahan kita berjuang di jalan dakwah ... rasa bangga itu membuat kita mampu menahan kantuk disiang hari menjelang sore karena mengisi kegiatan rohis di sekolah untuk adik-adik binaan ...ya kita bangga karena adik-adik tersebut dengan keluguan dan kehausan mereka terhadap cahaya ilmu terlongo disaat mendengar untaian-untaian hikmah yang keluar dari lisan kita ... tapi sadarkah kita ... jika ternyata kebanggaan itu semata-mata karena rasa ujub yang dihembuskan bisikan Iblis kepada nurani kita ... tahukah kita bahwa disaat itu ternyata kita telah terpedaya ... pernahkah kita merenung sejenak jangan-jangan kita telah tertipu ... kita menyangka kita berjuang untuk dakwah nawaitu ikhlas karena Allah SWT ... tapi ternyata kita berjuang atas nama sebuah kemusyrikan kecil yakni ria ...merasa aktivis dakwah mumpuni ... merasa orang shaleh ... merasa ahli hikmah hingga orang-orang terangguk-angguk mendengar untaian nasehat kita ... sungguh kita telah tertipu jika memang demikian ...


Berbenahlah ... duhai para pejuang dakwah selalu perbaharui niatmu ... agar engkau tidak menyesal ... disaat menyadari ternyata perjuanganmu ... bukan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

Selamat berjuang Shahabat ... 
Assalaamu'alaikum Warhmatullaahi Wabarakaatuh