WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Selasa, 31 Maret 2015

Catatan Kenangan Berbagi Alumni Bina Remaja Islam MAN Maninjau (Liza dan Nur)


Siapa yang menyangka dan siapa pula yang menduga, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok dan esok. Sebab ia berada dalam garis takdir genggaman Allah swt. Yang terpenting apa yang kita perbuat hari ini…kelak kita akan menuai hasilnya.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin …demikianlah jalan-jalan yang kami tempuh yang pada akhirnya membuat kami tersenyum …senyum yang menyemburat dari jiwa-jiwa kami kala menyaksikan dan memperoleh apa yang telah kami tanam, sekarang kamipun menuainya …

Hari bersejarah yang membuat kami tersenyum itu; Jum’at , 27 Maret 2015. Rohis Bina Remaja Islam MAN Maninjau disambangi oleh dua sosok yang menjadi sentral perhatian para jama’ah dakwah sekolah tersebut. Hari itu kami menyaksikan suatu pencapaian hasil yang gemilang, ternyata apa yang kami tanam selama ini, bertahun, hari itu kami memetik hasilnya.

Yap, dua sosok itulah hasilnya, mereka adalah para alumni Rohis Bina Remaja Islam MAN Maninjau yang sekarang menggeliatkan diri dalam kancah dahsyatnya mereguk ilmu ke-Islaman di perguruan tinggi negri IAIN Bukittinggi, dan Jum’at itu mereka datang menyambangi Rohis Bina Remaja Islam MAN Maninjau bukan untuk sebagai peserta sebagaimana dulu mereka lakoni saat menjadi pelajar MAN Maninjau. Tapi datang sebagai pemberi pencerahan, membuka cakrawala berfikir dan seakan mengumandangkan serta mengajak bahwa dakwah harus dilanjutkan, dakwah harus tetap dipertahankan dan jangan pernah berhenti untuk dakwah.

Hari itu mereka memberi tausyiah, wejangan, nasehat dan semangat dengan untaian materi yang menitikberatkan bagaimana pentingnya membangun dan menjaga Ukhuwah Islamiyah, dengan maraaji’ O.Solihin. Landasan yang mereka gunakan untuk menyerukan pentingnya Ukhuwah Islamiyah diantaranya adalah surat al-Hujurat ayat 10 yang menyatakan orang mukmin bersaudara. Dalam tausyiahnya digambarkan bagaimana fenomena-fenomena gerakan dakwah yang jauh dari Ukhuwah Islamiyah, perang dingin antar aktivis dakwah, hingga suatu harapan akan bersatunya para aktivis dakwah.

Inilah yang kami maksud kami memetik hasilnya. Mereka adalah bukti sejarah tentang eksistensi Rohis Bina Remaja Islam yang tak terbantahkan. Bahwa sekarang mereka, alumni itu, telah paham dengan dakwah, dan berjuang di dalamnya, bukankah itu hasil dari apa yang ditanam selama ini dalam Rohis Bina Remaja Islam MAN Maninjau?

Saksikanlah … mereka menelurkan dan memperjuangkan dakwah untuk generasi selanjutnya. Sekarang mereka datang tidak lagi sebagai peserta dakwah yang menerima nutrisi dakwah sebagaimana dulu, tapi telah meniti tangga sebagai pejuang dakwah serta mengajak pada dakwah. Inilah mata  rantai dakwah yang seharusnya, dan inilah hakikat dakwah, yakni dakwah membutuhkan mata rantai yang tidak boleh putus.


Kaderisasi, demikianlah konsepnya. Mereka adalah hasil kaderisasi, itulah mereka Liza Fitriyani dan Nur’aini, dua sosok yang telah membuktikan bahwa Rohis Bina Remaja Islam MAN Maninjau bukanlah sekedar kegiatan ekstrakurikuler belaka, namun aktifitas jama’ah Islam yang berjuang untuk menanamkan Islam, mengamalkan Islam dan mendakwahkannya. Sekarang ….mereka telah berada pada tangga mendakwahkan …siapa yang menyusul ???

Minggu, 22 Maret 2015

Catatan Perjalanan Study Tour Ke Tanah Siak Jilid III (Generasi Wira'i - PK MAN Maninjau)

Assalaaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Puji syukur kepada Allah swt. Shalawat buat panutan kita Rasulullah saw.


Dan … sejarah itu mengalir begitu cepatnya …membentuk mata rantai prasasti yang begitu kokoh …dalam sebuah asa jalinan cinta, ukhuwah, perjuangan serta menanam azzam keluarga besar PK MAN Maninjau.

Maka saksikanlah …mata rantai sejarah itu telah menunjukkan cahayanya yang gemerlapan …kemilaunya berpendar  memenuhi ruangan-ruangan catatan prestasi kami keluarga besar PK MAN Maninjau yang dibangun  atas dasar konsep menegakkan Izzah Islam wal Muslimin.

Sebagaimana telah berlalunya para generasi  kami menoreh tinta emas peradaban …Sekarang …generasi kami yang bercita-cita menjadi umat yang wara' yang kami sebut sebagai Generasi Wira’i (XI PK MAN Maninjau) telah membuktikan bahwa perjuangan itu harus dilanjutkan. Study Tour ke Tanah Siak Sri Indrapura Riau pun berlanjut. Boleh dikatakan untuk Study Tour ke wilayah yang sama ini merupakan kali yang ketiga setelah dua generasi sebelumnya menempuhnya (Generasi yang diharapkan berjuang untuk pergerakan Islam - Generasi Haraki dan Generasi yang diharapkan menjadi pelanjut generasi shahabat Rasulullah saw- Generasi Ash-Haby), maka kami namakan Study Tour ini sebagai Study Tour Ke Tanah Siak Jilid III (Generasi Wira’i - PK MAN Maninjau)
Subhaanallaah !

Sungguh …keindahan itu menyatu, kebersamaan itu menguat dan ukhuwah mencuat laksana gunung karang yang tak bergeming diterpa ombak. Hati kami telah disatukan …gelora jiwa kami tersemai indah dalam lubuk hati nan penuh cinta dan kasih sayang karena Allah swt. Karena memang demikianlah cara kami membangun kebersamaan ini. Kami tanam apa yang menjadi cita-cita kami, dan kami tebarkan dalam konsep bahwa segalanya kala ditunaikan secara berjama’ah, saling menghargai dan saling mencintai karena Allah swt. apapun rintangan dan badai yang menghalangi, semua itu tak lebih hanyalah kesan-kesan kecil dari makna hidup, dan sesungguhnya disanalah hidup itu akan terasa  nikmat, tidak datar dan tidak membosankan.

Jum’at pagi, 29 Jumadil Awwal 1436 H (20 Maret 2015 M) perjalanan  pun dimulai. Pagi yang indah itu seakan memberi pesan pada kami : “berangkatlah kalian dengan cita-cita dan cinta, kejarlah apa yang menjadi asa kalian dalam kebersamaan, jiwa kalian adalah satu, maka rekatlah dalam bingkai ukhuwah yang bergelora, hadapi segala apapun secara berjama’ah, insya Allah kalian kelak akan menanam suatu prestasi sejarah yang gemilang…”

Kita akan merasakan hakikat hidup kala kita mampu melihat suguhan alam dan warna-warni yang dihidangkannya tentunya kala kita mampu mengambil pelajaran darinya …demikian kata orang bijak. Dan perjalanan itu …telah mengajarkan pada kami …apa yang kami lihat, dengar dan rasakan sepanjang perjalanan telah mengajarkan kepada kami banyak hal tentang hidup …bukankah kita menyaksikan  indahnya pemandangan alam, bangunan-bangunan hasil karya tangan manusia hingga pola kehidupan masyarakat yang bermacam ragam? Dan bukankah disana banyak pelajaran ? Aduhai …begitu banyak pelajaran yang dapat diambil,  dan sungguh Allah swt. begitu hebatnya cara mengajari tentang hidup. Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pikiran dan mata hati.

Sore …kami sampai di Candi Muara Takus, wiayah Kampar. Kami saksikan bagaimana manusia telah mengukir kehidupan dengan caranya sendiri …entah apa kepercayaan yang mereka anut, yang jelas akibat dari apa yang mereka toreh telah disaksikan oleh kami dari generasi belakangan … Ini suatu pelajaran penting bagi kami …apa yang kita tanam akan menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya …Maka berhati-hatilah untuk mengukir sejarah …jika kita mampu mengukir sejarah yang baik …generasi kita akan mendapatkan kebaikannya …namun jika sejarah keburukan yang kita tanam, berarti kita telah menanam keburukan bagi generasi kita, na’udzubillah, bukankah hal ini mengerikan?



Sabtu, 21 Maret 1436 H (30 Jumadil Awwal 1436 H) Tanak Siak yang begitu indah akhirnya dapat kami jajaki, mungkin untuk kami generasi Wira’i, sebelumnya Tanah Siak hanya suatu cerita yang membuat jiwa rindu untuk menyambanginya, cerita dari generasi sebelumnya yang dengan kepuasan hati menggambarkan keindahan tentang Tanah Siak. Namun, Sabtu itu, Generasi Wira’i benar-benar menyaksikannya, bahkan menginjak Tanah itu. Dan kelak mungkin kami pula yang akan menjadi referensi tentang cerita  keindahan tanah Siak. Subhaanallaah. Tertunai sudah sebuah kerinduan …tertancap sudah suatu asa …dan tertorehlah catatan sejarah …bahwa kami Generasi Wira’i bukanlah para  pemimpi yang penuh angan-angan …tapi kami para pemimpi yang penuh gelora cita-cita …Kesudahannya, mimpi kami menjadi kenyataan.



Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura  di Riau…itulah lokasi tujuan utama dari program Study Tour jilid III   ini. Istana dan segala hal yang behubungan dengannya, telah meninggalkan catatan-catatan indah bahwa Islam dulunya pernah memiliki prestasi gemilang dalam penyebaran dan ajarannya yang tidak hanya dianut oleh kalangan masyarakat umum, tapi menjadi pegangan para elit pemegang kekuasaan. Sebagai pertanda bahwa Islam adalah milik semua orang dan semua orang berhak menganutnya, sangat universal.

Seolah peninggalan yang kami saksikan dari Kesultanan Siak Sri Indrapura menyatakan : ”Inilah prestasi yang ditoreh para pendahulu kalian, sekarang kalian menyaksikan jejak kemegahan kami , dan ketahuilah bahwa kami adalah pembangun peradaban Islam …ambillah pelajaran olehmu…. dan untuk sekarang apa yang prestasi yang telah kalian tanam untuk peradaban Islam dan umatnya ???”

Berakhir sudah perjalan yang mengesankan ini, Minggu 22 Maret 1436 H (1 Jumadil Akhir 1436 H), kami telah menanam kenangan berharga, catatan sejarah kami anak PK MAN Maninjau. Catatan kami tentang cinta, ukhuwah, perjuangan, dan cita-cita membangun Islam.

(Catatan Kenangan Study Tour Generasi Wira'i PK MAN Maninjau ke Tanah Siak - 29 Jumadil Awwal - 1 Jumadil Akhir 1435 H, dalam luapan ukhuwah penuh cinta karena Allah swt.)

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh