WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Senin, 27 Januari 2014

Mozaik Hiking PK Generation MAN Maninjau ( Ash-Haby & Haraki di Dama Gadang


Alhamdulillaah. Akhirnya , tercapai segala asa yang membuncah, asa yang tertanam pada lubuk hati, dengan gelora penuh ukhuwah, ya, suatu pencapaian, kami menyebutnya prestasi. Sebab bagi kami sekecil apapun yang ditanam, kala ia disemai dalam nuansa menuju kebajikan dalam membangun suatu proyek raksasa keluarga besar Program Keagamaan (PK) MAN Maninjau tetap bermakna besar dan begitu dahsyat.

Aduhai …indahnya, serpihan asa yang tertanam, sungguh Allah swt. memiliki rencana yang luar biasa dalam mozaik-mozaik kehidupan kami. Dan ketahuilah, sungguh kami sangat menikmatinya. Perjalanan yang memukau, penuh tantangan, menegangkan, lucuuuuu..., dan tentunya mengesankan. Mungkin tak cukup untuk menuangkan dalam torehan ini, kecuali hanya sedikit yang dapat dipaparkan untuk sekedar berbagi. Itulah yang kami rasakan.  Perjalanan itu, hiking, suatu tradisi turun temurun bagi kami keluarga besar PK MAN Maninjau, dan hari itu Minggu, 22 R. Awwal 1435 H, adalah kegiatan Hiking yang kesekian kalinya dari PK MAN Maninjau. Diprakarasai generasi Ash-Haby (XI PK) sebagai pelopor tahun ini,  dan  bergabung generasi Haraki (XII PK )sebagai bagian dari implementasi ukhuwah.

Ceritapun dimulai ….

Minggu, 22 R. Awwal 1435 H, pagi itu, semburat cahaya mentari begitu sempurna, cerah, secerah hati kami  keluarga besar PK MAN Maninjau tahun pelajaran2013/2014, kala menyusuri jalan berliku mendaki mulai dari Lubuak Sao hingga Dama Gadang. Walau tertatih, peluh mengucur deras, kerongkongan terasa kering, namun semua itu dihiasi dengan riuh canda, semangat membara dan tentunya kebersamaan. Photo ciek luuu….Click …:

Hari itu terasa indah, demikianlah cara kami membahagiakan diri kami. Memberi support pada jiwa-jiwa kami, memberi kekuatan dalam kebersamaan kami. Karena menyadari, berharap pada orang lain untuk bersimpati pada kami bukanlah ajaran Islam yang kami perjuangkan. Berharap orang lain menolong kami jelas bukanlah tipe kami, karena kami yakin pertolongan hanya datang dari Allah swt, dan memang pertolongan Allahswt. yang layak diharapkan.




Next …

Suasana perkampungan yang penuh sensasi, indah memukau, hutan yang masih hijau, dengan aroma suasana damai jauh dari kebisingan membuat perjalanan kami  terasa makin menyenangkan. Hutan yang masih lebat itu, kala kami menysusurinya, seakan-akan hutan itu   melindungi perjalanan kami dari sengatan matahari yang sudah mulai meninggi. Dan Subhaanallaah, sampailah kami pada suguhan alam yang akan membuat berdecak kagum para pencinta seni, karena seni yang disaksikan tersebut adalah sangat alami, sangat asri. Ya, itulah air terjun. Photo Ciek luuu…Click :

Gambar : Diedit melalui Microsoft Office Word 2007 dan Paint : Microsoft Windows Version 6.1 (Build 7601): Service Pack 1), Copyright © 2009 Corporation. All rights reserved

Ternyata, bukan hanya satu air terjun, yang terdapat dalam lebatnya hutan yang hijau itu, ada satu lagi air terjun, dan yang satu inipun bahkan dapat digunakan sebagai tempat mandi-mandi pada air yang  menglir deras menjalankan perannya sebagai sunnatullah.

Memancarlah cahaya-cahaya kegembiraan dalam jiwa-jiwa kami, kala mendapati kenyataan begitu indahnya suguhan alam yang memamerkan keindahannya sebagai bentuk dari ciptaan Allah swt. Yang Maha Gagah.  Keindahan yang dapat menyegarkan urat-urat saraf-saraf kami, keindahan yang dapat membuat kami menyadari bahwa alam telah mengajarkan pada kami, dengan segala keharmoniannya, bahwa kedamaian  akan diperoleh kala kita menunjukkan dalam hidup ini suatu hal apa adanya, tidak ada kedustaan. Demikianlah alam dengan kejujurannya, ia tunjukkan dirinya apa adanya, sangat alami, maka saksikanlah siapa saja akan terpukau kala mendapati kejujurannya. Indah mempesona. Memang hidup penuh kejujuran itu indah.  Sungguh Allah swt. mengajarkan pada kita manusia tentang makna hidup melalu ciptaaannya, yakni alam.

Alhamdulillaah, kami keluarga besar PK MAN Maninjau, dengan cara kami sendiri, mampu membahagiakan diri kami, tanpa harus bergantung dan berharap pada siapapun kecuali hanya pada Allah swt. Karena memang kami belajar, berjuang, hidup, mengambil jurusan, mengejar masa depan, hanya untuk Allah swt. semata. 


Seperti inilah kami belajar tentang hidup, bahwa belajar tidak harus selalu duduk dengan rapi di ruangan kelas, tangan dilipat di atas meja. Tapi belajar bagi kami menggunakan segala potensi di usia muda yang hanya sekejab agar kelak kami mampu menghadapi hidup yang penuh  tantangan, agar kelak bermanfaat bagi diri dan orang lain serta alam, yang tentunya bermuara pada tegaknya kalimatullaah di permukaan. Dan kelak semoga kami termasuk barisan panjang yang berada dalam golongan orang-orang shaleh. Amiin.


(Catatan mozaik kehidupan penuh cinta dan ukhuwah Islamiyah, keluarga besar PK MAN Maninjau, Generasi Ash-Haby dan Haraki dalam memori Hiking di Dama Gadang, 
22 R. Awwal 1435 H ) 


Selasa, 07 Januari 2014

Catatan Generasi Ash-Haby dan Haraki Dalam Prestasi Nan Gemilang

Menanam jejak  merupakan suatu keniscayaan, menanam jejak bukan berarti apa yang dilakukan harus dikenang orang-orang sesudah kita, menanam jejak juga bukan berarti agar kita dipuji dan disanjung. Tapi menanam jejak hakikatnya adalah penanaman akan sebuah prasasti, prasasti yang akan menjadi pembelajaran bagi orang –orang setelah kita.

Gambar : 
XI PK (Generasi Ash-Haby); 
Wilda Sari, Juara Umum Prestasi Tingkat Kelas XI Semester I, T.P. 2013/2014 


Pertanyaannya…


Jejak apa yang telah kita tanam, jejak bagaimana yang telah ditancapkan. Sesungguhnya setiap jejak kebajikan, sekecil apapun, tetap bermakna kebajikan, dan sebaliknya, sekecil apapun jejak kejelekan yang ditanam, tetap bermakna kejelekan.


Gambar :
XII PK (Generasi Haraki) 
Juara Umum Class Meeting Semester I,  T.P. 2013/2014


Disinilah kami dibina …dalam sebuah keluarga besar PK MAN Maninjau, bahwa perjuangan menanam jejak kebajikan dalam bentuk apapun menjadi suatu keniscayaan. Ditengah gelombang hidup yang sepi dari ruh spiritual, ditengah hantaman badai yang selalu kami tepis dengan satu kekuatan, yakni “ukhuwah”, maka hantaman badai itu luluh lantak tak berbekas.

Gambar :
XII PK (Generasi Haraki) 
Juara Umum Class Meeting Semester I, T.P. 2013/2014


Kami adalah jiwa-jiwa Haraki, kami generasi pencinta para shahabat, generasi Ash-Haby yang menggelora dalam satu rumpun Ukhuwah Islamiyah, keluarga besar PK (Program Keagamaan). Bagi kami segala asa adalah jalan-jalan menuju kejayaan. Bagi kami harapan akan kegemilangan akan selalu ada, karena kami diajarkan akan hal itu. Dan ketahuilah …kami punya satu kekuatan, bahwa pertolongan Allah swt. pasti datang. Dan kami meyakini bahwa pertolongan itu datang dengan dijemput, bukan ditunggu.

Maka lihatlah …pandanglah dengan kelembutan hati, tentang makna pertolongan itu, prestasi dalam bingkai keluarga besar ini tertancap. Ini bukan menunjukkan siapa diri kami sesungguhnya, ini bukan menunjukkan eksistensi diri, dan juga bukan berharap akan segala puji. Tapi …ketahuilah …ini makna dari menanam jejak, ini makna bahwa kami harus menanam kebajikan sekecil apapun, dan tetap bermakna kebajikan, dan ini makna bahwa Allah swt. akan  selalu menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.

(Catatan Generasi Ash-Haby Juara Umum Prestasi tingkat kelas XI, dan Generasi Haraki Juara Umum Class Meeting, 
Semester I, Tahun Pelajaran 2013/2014, MAN Maninjau)