Engkau yakini bahwa tidak ada satupun sosok yang
lebih agung selain dia, engkau percaya tidak ada perkataan yang lebih mulia
selain dia, sebagaimana Ash-Shiddiq membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj, kenali
perjuangan hidupnya, cara hidupnya, cara tutur katanya, akhlaknya,
pemikirannya, hingga cara dakwahnya.
Jangan pernah ragu sedikitpun tentang apa yang
dibawanya, jangan pernah membandingkan dengan sosok apapun tentang dia, karena
hal itu akan menyesatkanmu.
Teladanilah sifat-sifat yang melekat pada
dirinya, tersimpul dalam empat ikatan
yang kuat, shiddiq, benar perkataanya, sama sekali tak pernah berdusta, walau
sekali dan tidak sengaja. Amanah, dapat dipercaya, jujur dalam segala urusan
yang dibebankan, tidak teleng aling-aling, tidak ada kilah, apalagi mencari
alasan untuk pembenaran akan suatu urusan, tak kenal menghalalkan segala cara.
Tabligh, menyampaikan, jiwa patriot amar ma’ruf nahi mungkar, semangat dakwah
yang tak tertandingi, resah menyaksikan menyaksikan kemaksiatan, marah kala
melihat kejahilan. Fathanah, cerdas dalam segala urusan, telaten dalam
mengambil keputusan, tak salah menyusun strategi dan sangat menghargai kemampuan
orang lain sebagai pertanda kecerdasan beliau begitu luas, merambah sekat-sekat
kebodohan dan kejahilan.
Tanamkanlah jiwa-jiwa ini dalam jiwamu,
pelajarilah sifat-sifat ini sepanjang usiamu, resapi makna-maknanya,
tujuan-tujuannya, hakikat-hakikatnya, sampai engkau merasakan sebuah kekuatan
keyakinan bahwa sifat yang melekat pada diri Rasul itu, itulah akhlah yang
mulia, semulia-mulia akhlak yang tak mampu dikalahkan oleh teori para pakar
akhlak dari latar belakang manapun.
Kala kau melihat dan menemukan ada yang melebihi
ini dalam sosok manusia lain, sebenarnya pemahamanmu salah, engkau sebenarnya
belum memahami hakikat empat sifat yang melekat pada diri Rasul, bahkan engkau
sebenarnya belum mempelajarinya sama sekali, engkau hanya baru sekedar tahu.
Untuk itu intropeksi kelalaianmu jika hal ini menimpamu.
Jangan pernah terbetik sedikitpun dihatimu untuk
menganggap remeh urusan Rasul hanya karena beliau tergolong manusia. Benar
beliau manusia, tapi beliau adalah utusan, beliau berada dalam lindungan wahyu,
inilah yang membedakannya dengan manusia lain. Maka segala apapun yang beliau
lakukan berada dalam bimbingan wahyu. Dikala engkau mengingkari kemuliaan
beliau, secara tidak langsung engkau telah menganggap rendah urusan wahyu.
Berhati-hatilah, hal ini akan membinasakanmu dan kelak akan membuat engkau
menyesal seumur-umur kala tabir kebenaran terungkap di depanmu sementara engkau
telah terlanjur menyesatkan diri.
Pelajarilah kehidupan beliau dari sumber-sumber
yang benar-benar mencintai beliau, dari para shahabat yang menyaksikan langsung
kehidupan beliau, bukan melalui pemikir-pemikir belakangan yang hanya
menggunakan logika semata dalam memandang urusan agama. Sekali lagi, melalui
para shahabat. Pelajari riwayat-riwayat shahih tentang beliau, ajaran-ajaran
yang beliau bawa, serta tuntunan-tuntunan beliau.
Jika engkau berupaya kearah ini, seungguh engkau
akan rindu kepada beliau, engkau akan dapat merasakan bagaimana perihnya beliau
menegakkan risalah Islam ini, bagaimana bersungguh-sungguhnya beliau dalam
mengajarkan agama ini. Hal ini akan dapat memacu semangat dan membakar jiwamu
dengan menyadari, ternyata engkau bukan siapa-siapa dibandingkan beliau. Engkau
akan temukan sebuah mutiara yang kemilaunya tak terkalahkan, bagaimana rasa
cintanya kepada umatnya yang begitu menggelora. Maka balaslah semua itu dengan
mentauladaninya. Bershlawatlah untuk beliau, Allaahumma Shalli ‘Alaa Muhammad
Wa ‘alaa ali Muhammad.