WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Sabtu, 05 September 2015

Kultum W. Kh. Bandaro ; Mari Buktikan Ke-Islaman Kita

Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :

MARI BUKTIKAN KE-ISLAMAN KITA

 Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Kita tahu, Islam itu artinya selamat. Artinya apa ? kala kita mengaku umat Islam berarti kita harus membawa keselamatan bagi umat manusia. Tapi, mengapa kit saksikan seolah-olah tindak kejahatan terindikasi banyak dilakukan oleh umat Islam? Kemungkaran terjadi dikalangan umat Islam? Korbannyapun umat Islam. Sederhana contohnya, siapa yang mencuri sandal di masjid? Atau membuat kotak infak raib? Apakah mungkin yang melakukannya umat non muslim yang jelas-jelas tidak pernah menginjakkan kakinya di masjid? Siapa lagi kalau bukan bukan terindikasi umat Islam pelakunya? Sekali lagi ini hanya indikasi, namun setidaknya menjadi bahan renungan akan kondisi kita selaku umat Islam hari ini, mengapa indikasi itu muncul.
Jika demikian apa maknanya kala kita bangga mengaku sebagai muslim? Dalam KTP kita, ditulis agama kita Islam, bahkan kita marah kala ke-Islaman kita dipertanyakan. Tapi  nilai-nilai ke-Islaman yang membawa keselamatan tidak membumi dalam kehidupan kita. Umat Islam yang satu terancam kedudukannya oleh umat Islam. Umat Islam yang lain merasa tidak aman dengan umat Islam yang lainnya pula.
Inilah fenomena penting yang perlu menjadi bahan renungan kita bersama, di dalam komunitas kita yang sesama Islam saja, kita tidak mampu mempertontonkan dan menunjukkan Islam sebagai agama keselamatan, lantas apakah mungkin kita akan mampu menunjukkan kepada seluruh dunia tentang kedamaian Islam sebagai Rahmatalil’aalamiin ?

Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Apa yang menjadi penyebab utama dari semua ini?

Tiada lain, bisa jadi karena kita ber-Islam tak lebih hanya sekedar beragama belaka, kita tidak tahu mengapa harus menganut agama Islam, yang kita tahu agama Islam adalah agama yang dianut orang-orang sekitar kita, orang tua kita Islam, maka secara otomatis kitapun menjadi umat Islam, dengan sebutan muslim. Setelah itu ? Tidak ada.
Sehingga nilai-nilai Islam tidak menjadi karakter kita selaku umat Islam. Kita tak lebih telah merasa cukup mengaku Islam, yang tidak memiliki keinginan untuk menjadi umat Islam yang sesungguhnya. Hal tersebut dibuktikan dari sikap dan tindakan kita terhadap ke-Islaman kita yang sama sekali tidak menunjukkan sikap yang Islami.

Ketahuilah !

Seseorang yang benar-benar menjadikan Islam sebagai agamanya, akan tampak dalam amalan-amalan nyata. Sebab Islam itu tak sekedar diucapkan dan diteriak-teriakkan. Islam butuh pembuktian.
Tak syak lagi, seseorang hanya akan mencapai derajat ke-Islaman yang sesungguhnya kala ia memiliki keilmuan dan berpengetahuan tentang Islam, sebab dengan ilmu pengetahuan Islam itulah ia mampu untuk beramal. Dengan pemahaman akan keilmuan Islam ia akan mampu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, mampu menunaikan keta’atan dan menjauhi segala larangan. Disanalah proses ke-Islaman itu nampak, memahami Islam dengan mempelajarinya, mengamalkan Islam, sehingga perilaku Islami nampak membumi ditengah-tengah kehidupan.

Apa yang kita lihat hari ini ?

Berapa persentase umat Islam yang bersedia mengecap pendidikan ke-Islaman, jika dibandingkan dengan keilmuan lain yang sifatnya umum? Ini bukan membedakan antara pendidikan Islam dengan umum, karena hakikatnya dalam Islam, setiap pendidikan yang mendatangkan manfaat merupakan karakter dari pendidikan Islam. Tapi yang perlu menjadi bahan intropeksi disini, berapa persentase umat Islam yang lebih cendrung pada pendidikan keduniaan mereka dibandingkan pada pendidikan ke-Islam-an mereka yang berorienatasi dunia akhirat? Dari jawabannya, demikianlah baru kadar ke-Islaman kita.
Jika demikian, maka jangan heran, jika Islam sebagai agama kedamaian, Rahmatallil’aalamiin, tidak dapat kita rasakan dari umat Islam sendiri, karena sebagian dari kalangan umat Islam itu sendiri hakikatnya tidak memahami mengapa ia harus menjadi umat Islam.

Untuk itu, wahaaa…iii kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Marilah kita berbenah !
Jika kita memang mengaku Islam, renungkanlah apa yang Allah swt. peringatkan, sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102 : walaatamuu tunna illaa waantummuslimuun“ dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menganut Islam”.
 Artinya; matilah, jika kamu telah benar-benar menjadi Islam; matilah dengan ber-Islam yang benar, amalan Islam yang benar, dan perilaku umat Islam yang Islami. Maka, syarat utama yang harus ditunaikan, kita selaku umat Islam harus berilmu tentang Islam, pelajarilah Islam, pahamilah makna dan  hakikat serta tuntutannya, dan amalkanlah dalam kehidupan, hingga jiwa dan perilku benar-benar Islami.
Fa’tabiru Ya Ulil Abshar La’allakum Turhamun

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Pak wen, lah lamo dak ado postingan baru d blog pak.

    BalasHapus