Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :
MARI BUKTIKAN KE-ISLAMAN KITA
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Kita tahu, Islam itu artinya selamat. Artinya
apa ? kala kita mengaku umat Islam berarti kita harus membawa keselamatan bagi
umat manusia. Tapi, mengapa kit saksikan seolah-olah tindak kejahatan
terindikasi banyak dilakukan oleh umat Islam? Kemungkaran terjadi dikalangan
umat Islam? Korbannyapun umat Islam. Sederhana contohnya, siapa yang mencuri
sandal di masjid? Atau membuat kotak infak raib? Apakah mungkin yang
melakukannya umat non muslim yang jelas-jelas tidak pernah menginjakkan kakinya
di masjid? Siapa lagi kalau bukan bukan terindikasi umat Islam pelakunya?
Sekali lagi ini hanya indikasi, namun setidaknya menjadi bahan renungan akan kondisi
kita selaku umat Islam hari ini, mengapa indikasi itu muncul.
Jika demikian apa maknanya kala kita bangga
mengaku sebagai muslim? Dalam KTP kita, ditulis agama kita Islam, bahkan kita
marah kala ke-Islaman kita dipertanyakan. Tapi
nilai-nilai ke-Islaman yang membawa keselamatan tidak membumi dalam
kehidupan kita. Umat Islam yang satu terancam kedudukannya oleh umat Islam.
Umat Islam yang lain merasa tidak aman dengan umat Islam yang lainnya pula.
Inilah fenomena penting yang perlu menjadi
bahan renungan kita bersama, di dalam komunitas kita yang sesama Islam saja,
kita tidak mampu mempertontonkan dan menunjukkan Islam sebagai agama
keselamatan, lantas apakah mungkin kita akan mampu menunjukkan kepada seluruh
dunia tentang kedamaian Islam sebagai Rahmatalil’aalamiin
?
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Apa yang menjadi penyebab utama dari semua
ini?
Tiada lain, bisa jadi karena kita ber-Islam
tak lebih hanya sekedar beragama belaka, kita tidak tahu mengapa harus menganut
agama Islam, yang kita tahu agama Islam adalah agama yang dianut orang-orang
sekitar kita, orang tua kita Islam, maka secara otomatis kitapun menjadi umat
Islam, dengan sebutan muslim. Setelah itu ? Tidak ada.
Sehingga nilai-nilai Islam tidak menjadi karakter
kita selaku umat Islam. Kita tak lebih telah merasa cukup mengaku Islam, yang tidak
memiliki keinginan untuk menjadi umat Islam yang sesungguhnya. Hal tersebut
dibuktikan dari sikap dan tindakan kita terhadap ke-Islaman kita yang sama
sekali tidak menunjukkan sikap yang Islami.
Ketahuilah !
Seseorang yang benar-benar menjadikan Islam
sebagai agamanya, akan tampak dalam amalan-amalan nyata. Sebab Islam itu tak
sekedar diucapkan dan diteriak-teriakkan. Islam butuh pembuktian.
Tak syak lagi, seseorang hanya akan
mencapai derajat ke-Islaman yang sesungguhnya kala ia memiliki keilmuan dan
berpengetahuan tentang Islam, sebab dengan ilmu pengetahuan Islam itulah ia
mampu untuk beramal. Dengan pemahaman akan keilmuan Islam ia akan mampu
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, mampu menunaikan keta’atan dan
menjauhi segala larangan. Disanalah proses ke-Islaman itu nampak, memahami
Islam dengan mempelajarinya, mengamalkan Islam, sehingga perilaku Islami nampak
membumi ditengah-tengah kehidupan.
Apa yang kita lihat hari ini ?
Berapa persentase umat Islam yang bersedia
mengecap pendidikan ke-Islaman, jika dibandingkan dengan keilmuan lain yang
sifatnya umum? Ini bukan membedakan antara pendidikan Islam dengan umum, karena
hakikatnya dalam Islam, setiap pendidikan yang mendatangkan manfaat merupakan
karakter dari pendidikan Islam. Tapi yang perlu menjadi bahan intropeksi
disini, berapa persentase umat Islam yang lebih cendrung pada pendidikan
keduniaan mereka dibandingkan pada pendidikan ke-Islam-an mereka yang
berorienatasi dunia akhirat? Dari jawabannya, demikianlah baru kadar ke-Islaman
kita.
Jika demikian, maka jangan heran, jika
Islam sebagai agama kedamaian, Rahmatallil’aalamiin,
tidak dapat kita rasakan dari umat Islam sendiri, karena sebagian dari kalangan
umat Islam itu sendiri hakikatnya tidak memahami mengapa ia harus menjadi umat
Islam.
Untuk itu, wahaaa…iii kaum
muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Marilah kita berbenah !
Jika kita memang mengaku Islam, renungkanlah
apa yang Allah swt. peringatkan, sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 102 : walaatamuu tunna illaa waantummuslimuun, “ dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan menganut Islam”.
Artinya; matilah, jika kamu telah
benar-benar menjadi Islam; matilah dengan ber-Islam yang benar, amalan Islam
yang benar, dan perilaku umat Islam yang Islami. Maka, syarat utama yang harus
ditunaikan, kita selaku umat Islam harus berilmu tentang Islam, pelajarilah
Islam, pahamilah makna dan hakikat serta
tuntutannya, dan amalkanlah dalam kehidupan, hingga jiwa dan perilku
benar-benar Islami.
Fa’tabiru Ya Ulil Abshar La’allakum Turhamun
Assalamualaikum Pak wen, lah lamo dak ado postingan baru d blog pak.
BalasHapus