Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :
“MARI KITA BANGUN RASA UKHUWAH ISLAMIYAH ”
Kaum Muslimin/Muslimat Rahimakumullah !
Apa yang terasa dalam sanubari kita kala
menyaksikan kaum muslimin dan orang-orang beriman dibelahan bumi lain
dizhalimi? Negri mereka dicaplok, darah mereka ditumpahkan? Seperti yang
dialami kaum muslimin dan orang-orang
beriman di Palestina? Secara naluriah
kemanusiaan, kita akan mengatakan; ikut berduka cita.
Apakah cukup demikian?
Jika sebatas itu. Orang-orang yang tidak
seakidah dan seagama dengan kita juga merasakannya. Lantas apa bedanya kita
dengan mereka yang tidak seakidah dan seagama dengan kita itu? Apa makna kita
mukmin dan mereka kafir? Dan apa pula hakikat dari keimanan kita dibandingkan
mereka yang kita cap tidak beriman? Sementara kita tahu Allah swt. telah
menyatakan orang beriman itu bersaudara, sebagaimana terdapat dalam surat
al-Hujurat ayat 10 :"innamalmukminuuna ikhwatun ...", sesungguhnya orang beriman itu bersaudara ...", lantas mana rasa`persaudaraan kita itu?
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Disini, letak keimanan kita dipertanyakan.
Jangan kita menyangka kala kita telah mengaku beriman, rajin sujud dengan
dzikir yang panjang, ahli ibadah, sedekah yang banyak lalu kita telah merasa
cukup dengan itu, sementara kita mengetahui kondisi umat Islam dan kaum beriman
yang juga sama akidahnya dengan kita berada dalam ketertindasan dan himpitan
kezhaliman, tapi kita tidak melakukan apa-apapun sebagai bentuk rasa
keberimanan kita. Rasulullah saw. dengan ancaman yang keras telah mengingatkan,sebagaimana
diriwayatkan Bukhari dan Muslim :“Tidak beriman diantara kamu sehingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.
Perhatikanlah ancaman ini wahaaa…iii
orang-orang yang mengaku beriman ! Ini adalah peringatan keras terhadap jiwa-jiwa
kalian yang mengaku beriman. Jangan kalian mengada-ada untuk memalingkan makna
ini, yang intinya kalian lalai dalam hak-hak persaudaraan. Jangan kalian
gadaikan keimananan kalian dikarenakan kebodohan kalian akan hakikat
persaudaraan dalam Islam, sehingga kalian membuat hal-hal yang menjatuhkan diri
kalian sendiri pada kehinaan dan kelemahan, dengan mencari-cari alasan untuk
tidak peduli dengan saudara kalian, seperti menyatakan; ah, itu urusan politik
bukan urusan kita, itu urusan perebutan wilayah bukan masalah kita, atau itu
permasalahan dalan negri orang lain jangan ikut campur.
Aduhaaa…iii ! Ketahuilah wahaaa….i kaum
muslimin/muslimat yang mengaku beriman ! Keimanan tidak mengenal wilayah, ia
berada dalan lingkaran kalimat Tauhid dan kesatuan akidah. Selama seseorang itu
berada dalam panji Laailaaha Illallaah, Muhammadarrasuulullaah,
ber-Tuhankan Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah maka ia orang beriman dan
saudara orang beriman lainya, tak peduli dibelahan bumi manapun ia berada. Maka
pantaskah kalian mengatakan ini urusan suatu wilayah yang mana tidak ada urusan
bagi wilayah yang lainnya, sementara kalian memiliki tauhid yang sama? Renungkanlah
sungguh ini suatu peringatan yang keras untuk kalian agar kalian jangan
menganggap remeh urusan ini.
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Mengapa hal ini penting diketengahkan, dan
harus selalu diingatkan dalam kehidupan kita? Sebab, disinilah kelemahan dan
penyebab kemunduran kita umat Islam, kita telah begitu jauh dari nilai-nilai
persaudaraan sehingga retaknya hubungan, bahkan putus. Jiwa kita telah
dijangkiti penyakit individualisme, mementingkan diri sendiri, sampai-sampai
mungkin ada diantara kita yang sama sekali tidak mau tahu dengan keadaan
saudaranya. Na’udzubillah min dzaalik.
Maka saksikanlah hari ini, jumlah kita
banyak, tapi kala darah kaum muslimin dan orang beriman tertumpah, mana
pembelaan yang nyata pada mereka? Atau mereka tak lebih dari berjuang
sendiri-sendiri? Seakan mereka tidak punya saudara? Aduhaaa…iii ! Sungguh
memilukan kondisi kita.
Untuk itu, marilah ! Marilah kita berbenah,
mari kita bangkitkan Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam, mari kita
selamatkan saudara-saudara kita yang membutuhkan rasa`persaudaraan dari kita,
dalam bentuk apapun yang kita bisa, minimal dalam do’a-do’a kita, maka
do’akanlah suadara kita. Sesungguhnya do’a mukmin terhadap saudara mukmin
lainnya manakala saudara yang dido’akan itu tidak mengetahui makbul, demikian
janji Rasulullah saw. dalam riwayat Muslim.
“Ya Allah Ya Tuhan kami, berikanlah
pertolongan dan kemenangan bagi saudara-saudara kami yang terzhalimi, kapanpun
dan dimanapun mereka mereka”. Amiin Yaa Rababbal ‘aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar