Materi Kultum Wendri Naldi
Khatib Bandaro :
“ MARI MENJAGA DIRI DENGAN
SHALAT ”
Kaum
muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Shalat terkadang
tetap terasa berat bagi kita untuk melakukannya, terkadang rasa malas muncul
untuk menunaikannya, walau akhirnya kita tunaikan dalam keadaan tentunya
setengah terpaksa. Atau terkadang kita telah berupaya untuk shalat secara
khusyu’, tapi tetap saja rasa khusyu’ kita itu buyar ditengah-tengah shalat
kita. Dan masih banyak problem lain yang kita rasakan dalam shalat, intinya
shalat kita seakan-akan tidak sempurna dan kita tidak begitu benar-benar
merasakan nikmatnay shalat. Ketahuilah ! Inilah gangguan syetan, dan
menunjukkan bahwa ternyata memang gangguan syetan itu berat, sangat berat.
Mengapa gangguan
syetan lebih besar terasa dalam shalat? Dan mengapa pula begitu beratnya bagi
kita untuk mengatasi gangguan syetan dalam shalat?
Kaum
muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Shalat
sesungguhnya pangkal dari segala urusan kita diciptakan ke permukaan bumi ini,
yakni untuk beribadah kepada Allah swt. Dari shalat inilah memancar
ibadah-ibadah yang lain. Shalat membentuk jiwa kepatuhan seseorang sehingga
jika ia telah terbina melalui shalat, maka akan mudahlah baginya untuk
menunaikan keta’atan yang lain. Perhatikanlah bacaan-bacaan shalat,
gerakan-gerakan shalat, semuanya bermuara pada ketundukan yang menunjukkan
kepatuhan. Bacaan shalat dengan munajat do’a-do’a penuh ketawadhua’an, gerakan
shalat yang mengikis kesombongan diri seperti sujud. bukankah semua itu bentuk
dari kepatuhan sebagai muara dari ketundukan?
Ini baru dalam
tahap antara kita dengan Allah swt. atau Hablumminallah yang diajarkan dalam
shalat. Sementara dalam konsep hablumminannas semuanya juga berpangkal dari
shalat. Seseorang yang shalatnya baik, maka ia hidup bergaul dengan manusia dengan
cara baik, berbuat yang ma’ruf dan mencegah dirinya dari berbuat kemungkaran.
Allah swt. telah menyatakan, sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an surat
al-Ankabut ayat 45 yang bermaksud:
“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar”. Bahkan
dalam surat al-Ma’un dijelaskan, bahwa tanda-tanda orang yang celaka dalam
shalatnya adalah orang-orang yang enggan memberikan bantuan terhadap saudaranya
yang mukmin dengan barang yang berguna. Lihatlah makna surat tersebut, tepatnya
korelasi ayat 4 dengan ayat 7. Dalam ayat 4 disebutkan : "fawaylullilmushalliina", maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. Kemudian pada ayat 7
golongan yang celaka itu dijelaskan:"wayamna'uunalmaa'uuna", dan enggan memberikan bantuan dengan barang yang berguna.
Konsepnya adalah,
shalat sumber dari segala sumber utama dari aktifitas kita dipermukaan bumi
ini, dan menjadi penentu kedudukan kita di sisi Allah swt. baik di dunia
apalagi diakhirat kelak.
Dari sini
terjawab pertanyaan tadi; mengapa gangguan syetan lebih besar terasa dalam
shalat? Dan mengapa pula begitu beratnya bagi kita untuk mengatasi gangguan
syetan dalam shalat? Karena syetan hendak menjerumuskan kita dari pokok
kehidupan kita, hendak menjerumuskan kita dari tujuan apa kita diciptakan.Sesuai
dengan makna syetan itu artinya menjauhkan kita dari Allah swt.
Mengapa begitu
besarnya keinginan syaithan menjerumuskan kita? Agar kelak kita dapat
bersama-sama mereka menempati kedudukan yang hina, karena mereka telah dicap
dengan kehinaan di dunia dan di akhirat, maka mereka hendak mencari
pengikut-pengikut untuk sama-sama menjadi hina. Mereka tidak rela menjadi
golongan yang hina tanpa manusia juga menjadi golongan yang hina. Maka sekeras
dan sekuat apapun kita berjuang untuk menjadi mulia, maka sekeras dan sekuat
itu pula mereka hendak menjerusmukan kita pada kehinaan.
Maka, jagalah
diri wahai kaum muslimin/muslimat rahimakumullah ! Bentengi diri dengan shalat,
dan jadikanlah shalat sebagai perisai yang tangguh untuk menjaga diri hidup di
permukaan bumi ini, serta untuk menyelamatkan diri di akhirat kelak.
Mari kita
bertanya pada diri kita, sejauhmana baru shalat kita hari ini? Hanya kita yang
tahu. Perbaharuilah selalu shalat kita agar hari demi hari shalat kita semakin
baik. Pelajarilah shalat seumur hidup, dan amalkan sesuai dengan tingkat
sejauhmana kita paham. Kuncinya, jangan pernah tinggalkan shalat, apalagi menganggap remeh urusan
shalat. Renungkanlah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar