WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Sabtu, 05 September 2015

Kultum W. Khatib Bandaro : Mari Menjaga Diri Dengan Shalat

Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :

“ MARI MENJAGA DIRI DENGAN SHALAT ”

Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Shalat terkadang tetap terasa berat bagi kita untuk melakukannya, terkadang rasa malas muncul untuk menunaikannya, walau akhirnya kita tunaikan dalam keadaan tentunya setengah terpaksa. Atau terkadang kita telah berupaya untuk shalat secara khusyu’, tapi tetap saja rasa khusyu’ kita itu buyar ditengah-tengah shalat kita. Dan masih banyak problem lain yang kita rasakan dalam shalat, intinya shalat kita seakan-akan tidak sempurna dan kita tidak begitu benar-benar merasakan nikmatnay shalat. Ketahuilah ! Inilah gangguan syetan, dan menunjukkan bahwa ternyata memang gangguan syetan itu berat, sangat berat.
Mengapa gangguan syetan lebih besar terasa dalam shalat? Dan mengapa pula begitu beratnya bagi kita untuk mengatasi gangguan syetan dalam shalat?

Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Shalat sesungguhnya pangkal dari segala urusan kita diciptakan ke permukaan bumi ini, yakni untuk beribadah kepada Allah swt. Dari shalat inilah memancar ibadah-ibadah yang lain. Shalat membentuk jiwa kepatuhan seseorang sehingga jika ia telah terbina melalui shalat, maka akan mudahlah baginya untuk menunaikan keta’atan yang lain. Perhatikanlah bacaan-bacaan shalat, gerakan-gerakan shalat, semuanya bermuara pada ketundukan yang menunjukkan kepatuhan. Bacaan shalat dengan munajat do’a-do’a penuh ketawadhua’an, gerakan shalat yang mengikis kesombongan diri seperti sujud. bukankah semua itu bentuk dari kepatuhan sebagai muara dari ketundukan?
Ini baru dalam tahap antara kita dengan Allah swt. atau Hablumminallah yang diajarkan dalam shalat. Sementara dalam konsep hablumminannas semuanya juga berpangkal dari shalat. Seseorang yang shalatnya baik, maka ia hidup bergaul dengan manusia dengan cara baik, berbuat yang ma’ruf dan mencegah dirinya dari berbuat kemungkaran. Allah swt. telah menyatakan, sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 45  yang bermaksud: “Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar”. Bahkan dalam surat al-Ma’un dijelaskan, bahwa tanda-tanda orang yang celaka dalam shalatnya adalah orang-orang yang enggan memberikan bantuan terhadap saudaranya yang mukmin dengan barang yang berguna. Lihatlah makna surat tersebut, tepatnya korelasi ayat 4 dengan ayat 7. Dalam ayat 4 disebutkan : "fawaylullilmushalliina",  maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. Kemudian pada ayat 7 golongan yang celaka itu dijelaskan:"wayamna'uunalmaa'uuna",  dan enggan memberikan bantuan dengan barang yang berguna.
Konsepnya adalah, shalat sumber dari segala sumber utama dari aktifitas kita dipermukaan bumi ini, dan menjadi penentu kedudukan kita di sisi Allah swt. baik di dunia apalagi diakhirat kelak.
Dari sini terjawab pertanyaan tadi; mengapa gangguan syetan lebih besar terasa dalam shalat? Dan mengapa pula begitu beratnya bagi kita untuk mengatasi gangguan syetan dalam shalat? Karena syetan hendak menjerumuskan kita dari pokok kehidupan kita, hendak menjerumuskan kita dari tujuan apa kita diciptakan.Sesuai dengan makna syetan itu artinya menjauhkan kita dari Allah swt.
Mengapa begitu besarnya keinginan syaithan menjerumuskan kita? Agar kelak kita dapat bersama-sama mereka menempati kedudukan yang hina, karena mereka telah dicap dengan kehinaan di dunia dan di akhirat, maka mereka hendak mencari pengikut-pengikut untuk sama-sama menjadi hina. Mereka tidak rela menjadi golongan yang hina tanpa manusia juga menjadi golongan yang hina. Maka sekeras dan sekuat apapun kita berjuang untuk menjadi mulia, maka sekeras dan sekuat itu pula mereka hendak menjerusmukan kita pada kehinaan.
Maka, jagalah diri wahai kaum muslimin/muslimat rahimakumullah ! Bentengi diri dengan shalat, dan jadikanlah shalat sebagai perisai yang tangguh untuk menjaga diri hidup di permukaan bumi ini, serta untuk menyelamatkan diri di akhirat kelak.
Mari kita bertanya pada diri kita, sejauhmana baru shalat kita hari ini? Hanya kita yang tahu. Perbaharuilah selalu shalat kita agar hari demi hari shalat kita semakin baik. Pelajarilah shalat seumur hidup, dan amalkan sesuai dengan tingkat sejauhmana kita paham. Kuncinya, jangan pernah tinggalkan  shalat, apalagi menganggap remeh urusan shalat. Renungkanlah !


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar