Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :
“MARI MEMBANGUN GENERASI KITA DENGAN KETELADANAN”
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Salah satu dari tujuan pernikahan bagi
seorang muslim adalah melahirkan keturunan muslim yang banyak. Sebab Rasulullah
saw. membanggakan sekali dengan umatnya yang banyak. Hari ini, memang keturunan,
dalam hal ini anak-anak kaum muslimin banyak, tapi perlu dipertanyakan apakah
anak-anak yang banyak itu benar-benar karena hendak menunaikan keinginan
Rasulullah saw. dengan umat yang banyak? Atau anak banyak tak lebih dari
mencari jalan yang halal untuk mengumbar hawa nafsu melalui pernikahan?
Ketahuilah kaum muslimin/muslimat
Rahimakumullah !
Keinginan Rasulullah saw. dengan umat yang
banyak bukan berarti sekedar banyak anak, tapi banyaknya orang-orang yang
mengamalkan Islam dan memperjuangkan Islam.
Sekarang, mari kita lihat keberadaan anak-anak kaum muslimin hari ini,
khusus para remaja dan pemudanya. Berapa persentase yang mengamalkan Islam dan
memperjuangkannya? Cukup lihat saja di masjid, bukankah masjid tempat aktifitas
utama bagi seorang muslim dalam menunaikan keta’atan. Berapa jumlah para
generasi Islam yang memakmurkan masjid? Tak syak lagi, yang kita temukan di
masjid hanyalah orang-orang tua, yang sudah uzur hanya menunggu ajal menjemput.
Kemana para pemuda yang katanya pemuda Islam? Mana anak-anak yang katanya
anak-anak muslim? Mana katanya keturunan muslim yang banyak itu?
Mari kita lihat dijalan-jalan, di
tempat-tempat hiburan, dipersimpangan-persimpangan jalan, atau di “lapau-lapau”,
maka kita akan menemukan mereka disana dengan jumlah yang tak terhitung, dengan
mempertontonkan perilaku yang menyimpang, sama sekali tidak menunjukkan akhlak
Islami. Berkendaraan di tengah jalan tanpa aturan, tertawa terkekeh, berpelukan
laki-laki perempuan, dan yang perempuan tidak pula menutup aurat.
Nyanyian-nyanyian setan mereka hafal, dua atau tiga ayat al-Qur’an, jangankan
menghafalnya, membacanya saja terbata-bata.
Tentu saja hal ini tidak bisa dipahami
secara merata. Ini hanya sebagai gambaran, bahwa ternyata generasi yang kita
bangga-banggakan sebagai generasi yang banyak tidak membawa kebaikan pada
Islam, yakni tidak sesuai dengan yang
diinginkan Rasulullah saw. Kalaupun terdapat
banyak anak-anak di masjid, yang memilukan malah membuat kekacauan dan
menggaggu kekhusyu’an ibadah orang-orang yang melaksanakan ketundukan, akhirnya
mereka diusir dari masjid.
Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Mengapa hal seperti ini bisa terjadi?
Banyak kita tidak memahami hakikat
pernikahan dalam Islam, ini yang pertama.
Yang kita tahu menikah adalah menghalalkan
sesuatu yang sebelumnya haram antara hubungan laki-laki dengan perempuan.
Padahal tujuan dari pernikahan salah satunya adalah membentuk keluarga sakinah,
mawaddah warahmah dengan lahirnya keturunan-keturunan yang shaleh. Tapi karena
pernikahan hanya dipahami menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan,
kesudahannya, itulah yang kita saksikan hari ini, lahir anak, tapi tidak
terurus, tidak terdidik dan menjadi sampah dalam masyarakat.
Kedua, Pola pendidikan kita yang salah
terhadap anak.
Sadarilah! Anak yang shaleh bukanlah lahir
dengan sendirinya, namun ia dididik oleh orang tuanya untuk menjadi shaleh,
tentunya orang tuanya terlebih dahulu harus menjadi shaleh. Bagaimana bisa anak
menjadi shaleh jika orang tuanya sendiri tidak shaleh? Anak diperintahkan baca
al-Qur’an, shalat, sementara orang tua sendiri tidak pernah baca al-Qur’an,
bahkan ada yang tidak bisa membacanya, dan tidak pernah shalat. Pola
keteladanan, inilah yang sangat tipis hari ini. Ini yang dimaksud pola
pendidikan yang salah.
Untuk itu, kaum muslimin/muslimat
Rahimakumullah !
Hendaknya kita intropeksi diri, sudahkah
kita menjadikan generasi kita menjadi generasi terbaik yang dimulai dari kita
sebagai generasi terbaik? Peran orang tua dalam mendidik anak, peran tokoh
masyarakat dalam mencontohkan akhlak yang baik, serta peranan ulama dalam
menanamkan nilai-nilai Islam sangat menentukan.
Kesimpulannya,
generasi hari ini adalah generasi yang akan melanjutkan perjuangan Islam ke
depan, dan menggantikan para pendahulu mereka. Maka mulailah dari pendahulu
mereka dengan mewariskan yang terbaik, insya
Allah mereka akan melanjutkannya, jika tidak tunggulah kehancuran generasi
ini kelak.
Ingatlah apa yang
Allah swt. tegaskan sebagaimana terdapat dalam surat Maryam ayat 59 : “Fakhalafa mimba’dihim kahlfun adhaa’ushshalaata
wattaba’usysyahawaati, fasawfa yalqawna ghayyaa”, maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Camkanlah wahai
kaum muslimin Rahimakumullah ! Jumlah kaum muslimin yang banyak yang diinginkan
Rasulullah saw. adalah generasi terbaik, yang mewarisi kebaikan dari
pendahulunya. Semoga kita mampu melahirkan generasi yang didambakan Rasulullah
saw. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar