WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO
WENDRI NALDI EL-MANINJAUI KHATIB BANDARO

Sabtu, 05 September 2015

Kultum W.Khatib Bandaro : Mari Kita Jaga Diri dari Kedengkian

Materi Kultum Wendri Naldi Khatib Bandaro :

“MARI KITA JAGA DIRI DARI KEDENGKIAN”

Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Apa yang menyebabkan Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s? Atau apa yang menyebabkan Abdullan bin Saba’ memprovokasi umat Islam yang lemah imannya untuk mengadakan huru hara hingga terpecahnya umat Islam? Ya, kedengkian. Itulah penyakit  yang berbahaya, sangat berbahaya. Kedengkian lahir dari hati yang merasa tidak senang atas keunggulan pihak lain. Iblis enggan sujud pada Nabi Adam a.s karena ia dengki dengan kemuliaan yang diberikan kepada Nabi Adam a.s. Tak terkecuali Abdullan bin Saba’, kedengkian yang lahir dari sosok yang berasal dari agama Yahudi terhadap Islam, sehingga memprovokasi umat Islam untuk saling membunuh dan menyerang saudaranya sendiri.

Kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Sungguh, kedengkian melahirkan perbuatan-perbuatan yang membahayakan. Kedengkian dapat dikatakan pangkal dari segala kejahatan dan keangkaramurkaan, menimbulkan permusuhan dan rusaknya tatanan hidup bermasyarakat. Ia lahir dari hati yang tidak merasa puas dengan apa yang ada, selalu melihat kelebihan yang dimiliki pihak lain dengan pandangan negatif dan kebencian, dan merasa bahwa kelebihan itu merupakan hal yang layak untuk dirinya.

Aduhai …kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !

Jika demikian berbahayanya kedengkian, bagaimana jika kedengkian itu bercokol diantara kita sesama yang mengaku Islam dan sama-sama beriman? Inilah bahaya besar. Betapa tidak? Tidakkah kita saksikan buah dari kedengkian – kedengkian yang dipertontonkan sebagian orang kepada kita - ? Ulama yang satu dengki dengan ulama yang lainnya, dengki karena kelebihan ilmunya, dengki karena besar pengaruhnya ditengah-tengah umat, sehingga muncul budaya saling menjatuhkan, ulama menjelekkan ulama, fatwa disalahkan dengan fatwa, tata cara ibadah dikritik dengan menggembor-gemborkan ini bid’ah, hanya karena berbeda dalam memahami masalah furu’  sebagai cabang-cabang agama. Muncullah firqah-firqah yang saling menyesatkan, saling merasa diri benar, saling merasa kami adalah pejuang sunnah, sementara kelompok-kelompok yang dianggap bersebrangan dengannya dianggap musuh.
Apa muara dari semua itu?
Kita sesama umat Islam,sama-sama mengaku beriman pada Allah swt. dan Rasul-Nya tapi memiliki permusuhan dalam hati. Terkadang secara kasat mata, lahiriyah, kita seakan-akan memiliki satu kesatuan, ditengah-tengah umat kita menunjukkan saling menghargai, saling mencintai, tapi dalam hati kita tertanam subur kebencian dan permusuhan yang lahir dari kedengkian. Antara satu kelompok dengan kelompok lain jika dalam keadaan bersama menunjukkan rasa`persatuan, namun dibelakang, mereka saling menjelek-jelekkan, menghujat hingga menjatuhkan fitnah, na’udzubillah. Sungguh besar bahaya kedengkian ini.
Mana rasa Ukhuwah Islamiyah yang kita dengung-dengungkan? Mana makna perbedaan pendapat yang kita anggap suatu hal yang lumrah? Mana makna hendaklah kita berlomba-lomba dalam kebaikan? Atau semua itu hanya slogan-slogan kamuflase yang sama sekali tidak menyentuh hati kita?
Wahaaa…iii kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah ! Sadarlah ! Ini nampaknya zaman fitnah, ini zaman dimana kita berada dalam kungkungan dan lingkaran-lingkaran musuh-musuh Islam yang hendak menghancurkan kita dengan program adu domba. Bagi mereka, inilah metode yang paling ampuh untuk membinasakan umat Islam, dikarenakan bisa jadi mereka telah merasa tidak mampu menyerang kita secara fisik. Maka mereka serang kita secara pemikiran dan mental. Adu domba akan berhasil dengan baik kala dalam hati kita bersarang penyakit dengki. . Sebaliknya, adu domba hanya upaya yang bagaikan debu ditiup angin kala dalam diri kita jauh dari sifat kedengkian. Nyata sudah, kedengkian adalah jalan-jalan bagi musuh Islam untuk meloloskan program adu domba mereka.

Akhirnya, segalanya berpulang pada kita. Jika kita membuka jalan-jalan dari musuh-musuh kita yang hendak menghancurkan kita, mereka akan leluasa menyeringaikan taring-taringnya, namun jika kita memutus jalan-jalan itu, mereka akan berputus asa. Untuk itu, mari kita saling menjaga diri dan umat ini, dengan menumbuhkan sikap saling mencintai, dan ingatlah pesan Rasulullah saw dalam  hadits Mutafaqun Alaih :  وَلاَتحَسَدُوْا, dan janganlah kamu saling mendengki, juga dikatakan dalam hadits yang sama :" wakuunuu ‘ibaadallaahi ikhwaanaa", “dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar