Materi Kultum
Wendri Naldi Khatib Bandaro :
“MARI KITA
JAGA DIRI DARI KEDENGKIAN”
Kaum
muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Apa
yang menyebabkan Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s? Atau apa yang menyebabkan Abdullan bin Saba’ memprovokasi umat Islam yang lemah
imannya untuk mengadakan huru hara hingga terpecahnya umat Islam? Ya,
kedengkian. Itulah penyakit yang berbahaya,
sangat berbahaya. Kedengkian lahir dari hati yang merasa tidak senang atas
keunggulan pihak lain. Iblis enggan sujud pada Nabi Adam a.s karena ia dengki
dengan kemuliaan yang diberikan kepada Nabi Adam a.s. Tak terkecuali Abdullan bin Saba’, kedengkian yang lahir dari sosok yang berasal dari agama Yahudi terhadap Islam, sehingga
memprovokasi umat Islam untuk saling membunuh dan menyerang saudaranya sendiri.
Kaum
muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Sungguh,
kedengkian melahirkan perbuatan-perbuatan yang membahayakan. Kedengkian dapat
dikatakan pangkal dari segala kejahatan dan keangkaramurkaan, menimbulkan
permusuhan dan rusaknya tatanan hidup bermasyarakat. Ia lahir dari hati yang
tidak merasa puas dengan apa yang ada, selalu melihat kelebihan yang dimiliki
pihak lain dengan pandangan negatif dan kebencian, dan merasa bahwa kelebihan
itu merupakan hal yang layak untuk dirinya.
Aduhai
…kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah !
Jika
demikian berbahayanya kedengkian, bagaimana jika kedengkian itu bercokol
diantara kita sesama yang mengaku Islam dan sama-sama beriman? Inilah bahaya
besar. Betapa tidak? Tidakkah kita saksikan buah dari kedengkian – kedengkian
yang dipertontonkan sebagian orang kepada kita - ? Ulama yang satu dengki
dengan ulama yang lainnya, dengki karena kelebihan ilmunya, dengki karena besar
pengaruhnya ditengah-tengah umat, sehingga muncul budaya saling menjatuhkan,
ulama menjelekkan ulama, fatwa disalahkan dengan fatwa, tata cara ibadah
dikritik dengan menggembor-gemborkan ini bid’ah, hanya karena berbeda dalam
memahami masalah furu’ sebagai cabang-cabang
agama. Muncullah firqah-firqah yang saling menyesatkan, saling merasa diri
benar, saling merasa kami adalah pejuang sunnah, sementara kelompok-kelompok
yang dianggap bersebrangan dengannya dianggap musuh.
Apa
muara dari semua itu?
Kita
sesama umat Islam,sama-sama mengaku beriman pada Allah swt. dan Rasul-Nya tapi
memiliki permusuhan dalam hati. Terkadang secara kasat mata, lahiriyah, kita
seakan-akan memiliki satu kesatuan, ditengah-tengah umat kita menunjukkan
saling menghargai, saling mencintai, tapi dalam hati kita tertanam subur
kebencian dan permusuhan yang lahir dari kedengkian. Antara satu kelompok
dengan kelompok lain jika dalam keadaan bersama menunjukkan rasa`persatuan,
namun dibelakang, mereka saling menjelek-jelekkan, menghujat hingga menjatuhkan
fitnah, na’udzubillah. Sungguh besar
bahaya kedengkian ini.
Mana
rasa Ukhuwah Islamiyah yang kita dengung-dengungkan? Mana makna perbedaan
pendapat yang kita anggap suatu hal yang lumrah? Mana makna hendaklah kita
berlomba-lomba dalam kebaikan? Atau semua itu hanya slogan-slogan kamuflase
yang sama sekali tidak menyentuh hati kita?
Wahaaa…iii
kaum muslimin/muslimat Rahimakumullah ! Sadarlah ! Ini nampaknya zaman fitnah,
ini zaman dimana kita berada dalam kungkungan dan lingkaran-lingkaran
musuh-musuh Islam yang hendak menghancurkan kita dengan program adu domba. Bagi
mereka, inilah metode yang paling ampuh untuk membinasakan umat Islam,
dikarenakan bisa jadi mereka telah merasa tidak mampu menyerang kita secara
fisik. Maka mereka serang kita secara pemikiran dan mental. Adu domba akan
berhasil dengan baik kala dalam hati kita bersarang penyakit dengki. .
Sebaliknya, adu domba hanya upaya yang bagaikan debu ditiup angin kala dalam
diri kita jauh dari sifat kedengkian. Nyata sudah, kedengkian adalah
jalan-jalan bagi musuh Islam untuk meloloskan program adu domba mereka.
Akhirnya,
segalanya berpulang pada kita. Jika kita membuka jalan-jalan dari musuh-musuh kita
yang hendak menghancurkan kita, mereka akan leluasa menyeringaikan
taring-taringnya, namun jika kita memutus jalan-jalan itu, mereka akan berputus
asa. Untuk itu, mari kita saling menjaga diri dan umat ini, dengan menumbuhkan
sikap saling mencintai, dan ingatlah pesan Rasulullah saw dalam hadits Mutafaqun Alaih : وَلاَتحَسَدُوْا,
dan janganlah kamu saling mendengki, juga dikatakan dalam hadits yang sama :" wakuunuu
‘ibaadallaahi ikhwaanaa", “dan
jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar